Don't go changing, to try and please me
You never let me down before
Don't imagine you're too familiar
And I don't see you anymore
I wouldn't leave you in times of trouble
We never could have come this far
I took the good times, I'll take the bad times
I'll take you just the way you are
Don't go trying some new fashion
Don't change the color of your hair
You always have my unspoken passion
Although I might not seem to care
I don't want clever conversation
I never want to work that hard
I just want someone that I can talk to
I want you just the way you are.
I need to know that you will always be
The same old someone that I knew
What will it take till you believe in me
The way that I believe in you.
I said I love you and that's forever
And this I promise from the heart
I could not love you any better
I love you just the way you are.,
Manuskrip Pertemuan
Menangis adalah sebuah kejahatan.
Another Source
Rabu, 09 Februari 2011
Minggu, 14 November 2010
Nantimenanti
diam.
kapaskapas berlarian.
gagakgagak terbang mengasini awan.
jalanjalan sepi.
jalanjalan sepi.
lelampu merkuri hening.
kolamkolam bercerita.
kolamkolam bertanyatanya.
jejangkrik kecil memintal sunyi.
matanya biru tertusuk kisah.
anyir, seperti mimpi.
lelahlelah gegas.
kolam di depan menanti.
ini kolam penuh airmata.
di dasarnya api.
di dasarnya api.
malam terbakar semakin pagi.
kita diam di ujung jendela.
sesekali memainkan waktu.
: menunggu.
jalanjalan sepi.
jalanjalan sepi.
Telang, Bangkalan.
Untuk Kau Yang Tak Lagi Perduli
Rindurindu selalu hujan disini.
Di beranda, tempatku menangkap sepisepi.
berterbangan.
dengan sunyi.
ini lelah tertata rapi.
burungburung menjadi api.
di balik jendela,
gagakgagak asin menyaput matamu dengan jarak.
dengan sunyi dan bebisik jam tiada henti.
aku tlah lunglai sayang.
dada ini mengurung merapi sesaksesak.
tak kunjung juga kau mengunci kaki.
berlari.
berlari.
malam kembali datang setengah delapan.
suarasuara.
jejangkrik.
menyulam bisu menjadi lansekap kediamanmu.
biru.
hingga fajarmenjadi badik.
menebas doa menjadi hujan.
di matamu.
seluas hatiku.
Di beranda, tempatku menangkap sepisepi.
berterbangan.
dengan sunyi.
ini lelah tertata rapi.
burungburung menjadi api.
di balik jendela,
gagakgagak asin menyaput matamu dengan jarak.
dengan sunyi dan bebisik jam tiada henti.
aku tlah lunglai sayang.
dada ini mengurung merapi sesaksesak.
tak kunjung juga kau mengunci kaki.
berlari.
berlari.
malam kembali datang setengah delapan.
suarasuara.
jejangkrik.
menyulam bisu menjadi lansekap kediamanmu.
biru.
hingga fajarmenjadi badik.
menebas doa menjadi hujan.
di matamu.
seluas hatiku.
Dengan Dingin, Dengan Hening
lantas.
diam
ia menyusun kata dengan sebatang surya
mengarungi kopi pak tua yang semakin dingin.
menggurui doa yang tak lekas sampai.
: di beranda.
secangkir canda telah renta
memandangi punggungmu yang tak lekas berbalik
- sedetik saja.
dengan dingin.
dengan hening.
pesanmu telah memudar di ujung jendela sayang.
semenjak matahari dan hujan memanahnya dengan detak jam.
semenjak aku ingin kau lewat,
dan tanpa sadar menyadarinya.
:pesanmu telah kubaca.
maafkan genting tak bisa menjaganya.
maafkan matahari,maafkan hujan,
maafkan aku,
maafkan waktu,
maafkan kau.
: yang selalu membodohiku.
dengan dingin.
dengan hening.
Senin, 01 November 2010
Lawu dan ARBIMAPALA
Kendati kesal peluh jalanjalan berdebu,
rodaroda menebar tawa, dan asing mesin mengiring hujan
menjadi adzan.
Jalan kita masih sama.
: Do'a.
Langit pernah menantang kita menusuk jantung
kolam-kolam rimba.
Keringkan.
Mengisinya menjadi kubangan pertemuan.
Diam.
Diam-diam.
Diujung,
Mata kita tetap sama.
Mengais selimut parade surga.
Sambil mebaca mantramantra.
Hari depan.
Hari depan.
Dengan pulang,
Kalu mengasini dada dengan rindu.
: Pertemuan.
rodaroda menebar tawa, dan asing mesin mengiring hujan
menjadi adzan.
Jalan kita masih sama.
: Do'a.
Langit pernah menantang kita menusuk jantung
kolam-kolam rimba.
Keringkan.
Mengisinya menjadi kubangan pertemuan.
Diam.
Diam-diam.
Diujung,
Mata kita tetap sama.
Mengais selimut parade surga.
Sambil mebaca mantramantra.
Hari depan.
Hari depan.
Dengan pulang,
Kalu mengasini dada dengan rindu.
: Pertemuan.
Minggu, 31 Oktober 2010
Rendezvous
Di sebrang sana
Malam seperti menggarami kta dengan sunyi.
Menelan sepi-sepi & Bunyi-bunyi bisu.
Kita mungkin hanya diam.
Hanya merekatkan waktu menjadi biru.
Memperkosa bulan dengan sajak yang barbar.
Atau hening bersama jam.
Dan, kenangan kemudian bertanda tangan.
Berterbangan menyampur hujan.
Hujan deras dari pusaran lubuk hati yang terdalam.
Lalu jendela-jendela melempar do'a-do'a sesuka.
Tanpa aba-aba.
Malam seperti menggarami kta dengan sunyi.
Menelan sepi-sepi & Bunyi-bunyi bisu.
Kita mungkin hanya diam.
Hanya merekatkan waktu menjadi biru.
Memperkosa bulan dengan sajak yang barbar.
Atau hening bersama jam.
Dan, kenangan kemudian bertanda tangan.
Berterbangan menyampur hujan.
Hujan deras dari pusaran lubuk hati yang terdalam.
Lalu jendela-jendela melempar do'a-do'a sesuka.
Tanpa aba-aba.
Langganan:
Postingan (Atom)